Minggu, 25 September 2011

The Outsider

Aku…sedih sekali hari ini.
Kenapa aku harus melihatmu? Dengan dia…
Padahal aku berharap, walaupun sangat kecil kemungkinannya, bahwa kau akan mengenalku, mengobrol denganku, dan berbagi perasaan denganku.
Tapi setelah kejadian itu entahlah…
Aku memang sudah sering melihatmu dengannya, tampaknya asyik sekali ketika kau mengobrol dengannya. Waktu itu aku berpikir bahwa kau sedang mendengarkan keluh kesahnya, karena kau memang pendengar yang baik, itu kata temanku.
Dan kau tidak menyadari ada seseorang yang sedang mengawasimu.
Ya…itu aku…
Aku sering mengawasimu, tapi bertindak seolah-olah aku tidak melihatmu.
Apakah sikapku itu yang membuatmu menjauh dariku?
Apakah menurutmu aku bukan seseorang yang menarik untuk diajak mengobrol denganmu?
Apakah sikapku terlihat sangat dingin sehingga kau menghindariku?
Aku menjadi diriku sendiri saat ini, saat kau tidak ada disini.
Tapi ketika kau ada di dekatku, aku selalu bersikap salah tingkah.
Itu karena aku ingin mendapat perhatianmu.
Apakah dia seseorang yang kau inginkan?
Seseorang yang istimewa?
Aku iri sekali…
Ingin rasanya aku bertukar tempat dengannya, sehari, tidak 1 menit. Hanya untuk melihatmu tersenyum padaku.
Aku menyukaimu sejak pertama kali aku melihatmu.
Waktu itu kau sedang berjalan dan bercanda dengan teman-temanmu.
Aku senang sekali dengan senyummu. Senyum ysng dapat mengembalikan semangat dan harapanku.
Aku benar-benar menyukaimu…
Tapi sekarang…entahlah…
Kau membuatku tidak dapat tidur dengan nyenyak, membuatku tidak dapat makan dengan lahap, dan tidak dapat membuatku berkonsentrasi pada apa yang sedang aku lakukan.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kita mencintai seseorang kita tidak harus memilikinya. Asalkan dia bahagia dengan orang yang dicintainya maka kita juga bisa berbahagia dengan orang lain.
Itulah yang ingin aku lakukan sekarang, mencoba melupakanmu dan berbahagia dengan orang lain.
Semoga aku bisa…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar